Monday, May 1, 2023

Bukti Alkitab adalah Firman Tuhan: Nubuat Yang Tertera di Dalamnya


Di dalam tulisan terdahulu, kita sempat menyinggung tentang nubuat sebagai faktor yang penting untuk membuktikan ke-Ilahi-an Alkitab. Namun ketika itu yang kita bahas adalah nubuat yang penggenapannya tidak diambil secara langsung dari Alkitab melainkan dari laporan-laporan atas temuan-temuan arkeologi dan catatan sejarah. (Itu sebabnya hal tersebut saya klasifikasikan sebagai bukti eksternal)

Dalam tulisan ini, kita kembali melihat nubuat sebagai faktor pembuktian terhadap ke-Ilahi-an Alkitab dimana penggenapan dari nubuat itu diambil secara langsung dari Alkitab sendiri. (Itulah mengapa saya klasifikasikan pembahasan ini ke dalam pembuktian secara internal)

Seperti yang pernah saya uraikan dalam tulisan terdahulu, nubuat adalah suatu standar yang diberikan oleh Allah pada kita agar kita dapat menguji apakah sesuatu benar-benar berasal dari Tuhan atau tidak. (Lihat Ulangan 18:19-20)

Bagi kepentingan untuk menguji apakah Alkitab adalah Firman Tuhan atau bukan, nubuat-nubuat dalam Alkitab telah menjalankan fungsinya yang luar biasa sebagai alat uji. Bukan saja nubuat-nubuat itu terjadi, tetapi penting untuk kita ketahui bahwa nubuat-nubuat itu terjadi secara 100% akurat. Jika seseorang meramalkan sesuatu akan terjadi, lalu ternyata ramalannya benar, kita mungkin heran dan takjub. Akan tetapi jangan dulu kita merasa bahwa ada sesuatu yang ilahi dengan orang tersebut. Sebab ujian tersebut harus dikenakan secara berulang-ulang.

Ralph O.Muncaster, seorang pakar pemeriksaan atas bukti-bukti Alkitabiah, mengatakan ada 1000 lebih nubuatan di dalam Alkitab dan 668 di antaranya sudah tergenapi secara akurat. Sisanya adalah mengenai hal-hal yang belum terjadi seperti kedatangan Yesus kedua dan hal-hal yang berhubungan dengan akhir zaman.

Banyak orang di dunia ini menganggap Nostradamus-lah peramal paling hebat sepanjang segala masa, padahal sama sekali tidak demikian. Ramalan Nostradamus tidak pernah tentang sesuatu yang spesifik dan detil dalam hal waktu, tempat, orang-orang dlsb. Cara ia mengungkapkan ramalan pun adalah melalui bahasa syair yang amat bergantung pada cara bagaimana kita menafsirkannya. Itu sebabnya, ramalan Nostradamus hanya relevan jika peristiwanya sudah terjadi. Sebenarnya kita tidak dapat mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah karena sudah diramalkan oleh Nostradamus. Yang sesungguhnya terjadi adalah manusia jaman sekarang mencocok-cocokkan berbagai peristiwa besar di dunia dengan syair-syair Nostradamus, lalu ketika mereka menemukan tafsiran yang agak cocok, lalu temuan itu dipropagandakan besar-besaran sebagai ramalan Nostradamus. Tidak ada orang yang mau menggubris fakta bahwa sesungguhnya Nostradamus sendiri pun mengakui keterlibatannya pada kuasa-kuasa gelap ketika meramu ramalan-ramalan eksotisnya itu.

Tetapi tidak demikian halnya dengan Alkitab. Para nabi meramalkan sesuatu bukan karena mereka pintar membuat prediksi. Bukan pula karena mereka dibantu oleh iblis. Mereka mengatakan suatu nubuatan karena Allah telah menaruh pengetahuan tersebut dalam diri mereka. Itu sebabnya nubuatan itu bersifat detil dan akurat. 

Di samping nubuat-nubuat di Perjanjian Lama yang terlihat secara nyata penggenapannya di Perjanjian Baru, ada pula nubuat-nubuat jangka pendek yang dibuat oleh Tuhan Yesus dan segera terwujud penggenapannya dalam masa Perjanjian Baru.

Tuhan Yesus beberapa kali meramalkan tentang kematian-Nya dan ramalan itu pun terjadi. Dalam kebudayaan atau kepercayaan agama lain memang ada pula tokoh-tokoh spiritual yang mampu meramalkan kematian mereka. Akan tetapi tidak ada orang yang betul-betul akurat tentang bagaimana mereka akan mati dan apalagi tentang berapa lama Dia akan dikuburkan untuk kemudian bangkit dari kematian. Hal tersebut betul-betul sesuatu yang di luar kemampuan manusia biasa. Alkitab mencatat hal-hal seperti itu, itu sebabnya kita percaya bahwa Alkitab adalah buku Ilahi.

Tuhan Yesus juga membuat ramalan tentang hal-hal yang akan terjadi pada orang lain. Tuhan Yesus sudah meramalkan bahwa Lazarus akan bangkit sebelum Ia membangkitkan Lazarus. Tuhan Yesus meramalkan Petrus akan mengkhianati Dia, sebelum peristiwa itu terjadi. Tuhan Yesus meramalkan bahwa Yudas akan mengkhianati  Dia. Meramalkan bahwa Alkitab akan ditulis, Roh Kudus akan datang, gereja akan terbentuk, penganiayaan jemaat dan masih banyak lagi.

Alkitab jelas bukan buku biasa. Tidak ada Kitab Suci agama lain yang berisi nubuatan yang begitu banyak, detil dan meliputi peristiwa-peristiwa yang dahsyat seperti yang tercatat di dalam Alkitab. Sebenarnya, saya ingin katakan bahwa tidak ada kitab suci agama lain yang berisi nubuatan historis yang penggenapannya juga terjadi di dalam sejarah yang riil. Hanya Alkitab yang bisa demikian.

Sudah sepatutnya kita menaruh kepercayaan 100% pada segala sesuatu yang tertulis dalam Alkitab. Orang Kristen tidak perlu merasa terperangah mendengar ramalan-ramalan orang dunia seperti Nostradamus apalagi jika sampai terpengaruh. Biasanya pada akhir-akhir tahun seperti sekarang ini, muncullah peramal-peramal baik dari lokal maupun mancanegara yang mengutarakan berbagai ramalan tentang tahun depan. Orang Kristen tidak perlu terlibat pada hal-hal demikian.

Nubuatan atau pernyataan tentang sesuatu yang akan terjadi di masa depan yang terdapat di dalam Alkitab mempunyai dua fungsi, pertama untuk membuktikan bahwa firman yang disampaikan oleh seorang nabi adalah betul-betul Firman Tuhan dan kedua, untuk memberi pengharapan bagi orang-orang percaya. Alkitab tidak pernah bermaksud untuk menjadikan orang Kristen sebagai orang-orang yang suka dengan kegiatan ramal-meramal, hal itu malah tidak dibenarkan oleh Alkitab. Marilah kita percaya pada segala sesuatu yang dikatakan oleh Alkitab, akan tetapi marilah kita tidak perlu mencari tahu tentang segala sesuatu di masa depan yang tidak dinyatakan oleh Alkitab.

Melalui berbagai nubuatan, Allah ingin agar kita percaya bahwa Yesus adalah Allah, Juruselamat manusia. Setelah kita mempercayai Yesus, maka kita tidak perlu lagi terlalu menekankan perhatian kita pada berbagai ramalan. Bahkan Tuhan Yesus pun menutup pembicaraan tentang akhir zaman dengan kata-kata: “hanya Bapa yang tahu.” Dan Tuhan Yesus pun tidak memberi perincian tentang kapan Ia akan datang ke dua kali. Ia ingin kita percaya dan menaruh keyakinan kita semata-mata pada Dia, bukan pada ramalan-ramalan itu.

Semoga melalui tulisan ini, iman anda terhadap segala sesuatu yang diajarkan oleh Alkitab semakin diteguhkan. Cintailah Alkitab, pelajarilah Alkitab, sebar luaskanlah segala pemberitaan yang ada di dalam Alkitab. Tuhan memberkati.