Monday, April 24, 2023

Berjalan dalam lembah kekelaman (Mazmur 23:4-5)


Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. (Mazmur 23:4-5)

Melalui tulisan ini kita akan belajar bahwa sekalipun Tuhan adalah Pribadi yang mahabaik, bukan berarti Tuhan tidak akan memperhadapkan kita pada kesulitan. Di dalam bijaksana-Nya yang mungkin tidak mudah untuk dimengerti, Tuhan dapat menguji kita melalui kesulitan agar kita belajar untuk bertumbuh.

Mazmur 23, dibuka dengan perkataan: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (Mazmur 23:1-2)

Kita tentu menyukai ayat ini sebab dikatakan dalam ayat tersebut, bahwa Tuhan akan membimbing kita ke air yang tenang. Dan tentu saja kalimat tersebut adalah sebuah kebenaran, sebab pada akhirnya memang Tuhan akan membawa kita ke tempat yang memungkinkan bagi jiwa kita untuk dapat beristirahat dengan tenang. Akan tetapi jangan lupa bahwa Mazmur 23 pun mencatat adanya perjalanan ke lembah kekelaman (ayat 4) dan musuh-musuh pun masih berkeliaran dengan bebas (ayat 5). 

Melalui ayat 4 dan ayat 5 tersebut, kita diingatkan bahwa gambaran dari kehidupan yang dipimpin oleh Allah, mungkin berbeda dengan gambaran ideal dari banyak orang, yaitu bahwa Tuhan akan selalu memimpin hidup manusia ke tempat atau situasi yang menyenangkan, atau Tuhan akan selalu menghindarkan kita dari kesulitan dan marabahaya. 

Ternyata, hidup yang dipimpin oleh Tuhan ke air yang tenang, bukanlah kehidupan yang sudah dibebaskan dari segala tantangan. Sebaliknya, menurut catatan Alkitab, orang-orang yang hidupnya dipimpin oleh Allah, justru tidak luput dari rencana Tuhan untuk membawa mereka ke tempat-tempat yang sulit, penuh tantangan, ujian dan bahkan kematian. Tidak ada satupun dari umat Tuhan yang sejati yang tidak mengalami ujian, tantangan dan bahkan penderitaan.

Abraham dikenal sebagai bapa kaum beriman, tetapi sebagai wakil dari kaum beriman, Abraham pun diuji oleh Tuhan melalui sebuah tantangan di Mesir, yaitu ketika pemimpin Mesir menginginkan istri Abraham untuk dijadikan permaisurinya. Abraham gagal dalam ujian ini, Tuhan turun tangan untuk membereskan situasi yang tidak beres itu. Dalam peristiwa yang lain, Abraham kembali diuji dalam tingkatan yang lebih besar lagi, yaitu ketika Allah meminta Abraham mengorbankan anaknya yang tunggal.

Yusuf diuji melalui perbuatan saudara-saudaranya, melalui berbagai kesulitan hidup sebagai budak Musa mengalami ujian berkali-kali selama memimpin bangsa Israel di padang gurun. Dan bahkan Tuhan Yesus sendiri pun diuji secara terus menerus dan diintai oleh marabahaya pada hampir setiap segmen dari kehidupan-Nya. Dan puncak dari segala kekelamanan yang harus dilalui oleh Tuhan Yesus adalah kematian di atas kayu salib.

Jadi kalau pemazmur ada pengalaman untuk berjalan di dalam lembah kekelaman, maka itu bukanlah sesuatu yang unik dialami oleh pemazmur saja, melainkan suatu bayang-bayang dari apa yang akan terjadi pada Yesus Kristus.

Iman Kristen adalah iman yang mengakui kepemimpinan Allah yang berdaulat, sambil menerima kenyataan bahwa Allah masih membiarkan kejahatan tetap ada. Pada saat ini kita tahu bahwa Tuhan Yesus sudah menjadi Raja di atas segala raja dan pemerintahan Tuhan Yesus meliputi seluruh alam semestas, baik semesta yang kelihatan, maupun bahkan yang tidak terlihat oleh mata kita. Akan tetapi apabila kita observasi keadaan dunia ini, kita tahu bahwa masih ada banyak sekali kekurangan dan kekacauan di dalam dunia ini.

Orang yang tidak membaca Alkitab dengan baik, akan mengatakan bahwa Tuhan Yesus belum menjadi Raja saat ini. Atau mungkin ada yang akan mengatakan bahwa Allah bukan Pribadi yang berkuasa, sebab Tuhan tidak mampu mengatasi segala kekacauan di dunia. Atau ada pula yang mengatakan bahwa Allah memang berkuasa, tetapi Ia tidak memiliki kasih. Tidak satupun dari anggapan itu yang benar. Semuanya merupakan keyakinan keliru yang disebabkan oleh ketidakmengertian isihati Tuhan yang dituangkan dalam Kitab Suci.

Menurut Alkitab, Allah adalah gembala yang baik, tetapi di dalam kebaikan-Nya itu Allah tetap akan memimpin manusia untuk masuk melewati lembah yang kelam sebagai ujian bagi iman orang-orang yang dikasihi-Nya. Menurut Alkitab, Tuhan Yesus adalah Raja, tetapi kerajaan yang dipimpin oleh Tuhan Yesus saat ini bukanlah kerajaan yang kebal dari kejahatan. Sebaliknya Tuhan Yesus masih membiarkan iblis untuk menabur benih-benih kesesatan di dalam dunia, sebagai penguji iman orang percaya, sekaligus sebagai alat di tangan Tuhan untuk memurnikan kehidupan orang percaya itu.


Penghiburan dari Tuhan

Orang-orang yang skeptis terhadap iman Kristen tidak akan dapat memahami bagaimana cara Tuhan memelihara kehidupan manusia di dunia yang berdosa ini. Di satu sisi Allah membaringkan umat-Nya di padang rumput yang hijau, tetapi di sisi lain Tuhan tidak menghindarkan  mereka dari lembah kekelaman dan dari incaran para musuh. 

Yang indah adalah, bahwa inipun belum keseluruhan dari cerita yang ingin disampaikan. Sebab Tuhan sendiri tidak membiarkan orang-orang yang percaya pada-Nya itu, berjalan sendirian di lembah kekelaman tersebut. Pemazmur mengatakan bahwa di tengah lembah kekelaman itu, Allah tetap memimpin dan melindungi umat-Nya dengan tongkat dan gada. Tongkat untuk memimpin, gada untuk menjaga kawanan domba dari bahaya. Manusia tidak akan mengerti apa artinya penghiburan dari Tuhan, jika ia tidak memahami marabahaya yang mengancam di sekitarnya. Manusia akan sulit menghargai pemberian Tuhan, jika mereka tidak sadar betapa banyak musuh yang sedang mengancam.

Bahwa di dalam hidup ini manusia akan melewati lembah kekelaman dan berhadapan dengan musuh, itu adalah hal yang tidak akan terhindarkan. Tidak ada manusia yang tidak melewati lembah kekelaman di dalam hidup ini. Yang terjadi adalah orang-orang yang hidup di dalam kekelamam, tetapi mereka tidak sadar bahwa mereka ada di dalam kekelaman. Yang terjadi adàlah, banysk orang yang sedang hidup dalam kekelaman tetapi Tuhan tidak berjalan bersama mereka. Ini merupakan keadaan yang sangat memprihatinkan, tetapi yang justru jarang disadari oleh manusia.

Kiranya Mazmur 23 ini mengingatkan kita untuk selalu bergantung pada Tuhan dan tetap percaya pada-Nya, sekalipun Ia membawa kita melewati lembah kekelaman. Tuhan Yesus memberkati.