Menurut ajaran Alkitab, hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristus saja yang memiliki Roh Kudus. Dan apabila seseorang memiliki Roh Kudus, maka orang itu akan mengalami pimpinan dari Roh Kudus di dalam hidupnya. Roh Kudus tidak akan diam saja, melainkan akan bekerja untuk membereskan kehidupan manusia dan menjadikan kehidupan orang itu penuh dengan dinamika. Dalam bahasa Yunani, dinamika adalah dynameis yang berarti suatu gerakan yang besar atau suatu ledakan.
Ketika Roh Kudus memimpin orang percaya ke dalam kesulitan
Allah Tritunggal tidak selalu membawa manusia keluar dari kesulitan hidup yang sedang dihadapi. Adakalanya, Allah memimpin manusia masuk ke dalam kesulitan atau setidaknya masuk ke dalam situasi yang tidak mudah.
Buku Dia Yang Memberi Hidup - Doktrin Tentang Roh Kudus - Graham A. Cole
Klik disini.
Ketika Bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan Mesir, mereka tidak serta merta di bawa ke Taman Eden, atau langsung tiba di Kanaan, atau apalagi langsung di bawa ke sorga. Setelah Allah mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Allah kemudian membawa bangsa Israel masuk ke padang gurun, suatu tempat yang tentu saja kering, tidak menarik dan sama sekali bukan tempat yang mudah untuk ditinggali.
Gambaran dari kehidupan yang dipimpin oleh Allah, mungkin berbeda dengan gambaran ideal dari banyak orang, bahwa Tuhan akan selalu memimpin hidup manusia ke tempat atau situasi yang menyenangkan. Sebab menurut catatan Alkitab, orang-orang yang hidupnya dipimpin oleh Allah, justru akan dibawa ke tempat-tempat yang sulit, penuh tantangan dan ujian.
Orang Kristen mungkin suka membaca Mazmur 23 yang berkata: TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; (Mazmur 23:1-2)
Dikatakan di dalam ayat tersebut, bahwa Tuhan akan membimbing kita ke air yang tenang. Tentu saja ini adalah sebuah kebenaran, sebab pada akhirnya memang Tuhan akan membawa kita ke tempat yang memungkinkan jiwa kita dapat beristirahat dengan tenang. Akan tetapi jangan lupa bahwa Mazmur 23 pun mencatat adanya perjalanan ke lembah kekelaman (ayat 4) dan musuh-musuh pun masih berkeliaran dengan bebas (ayat 5). Dipimpin oleh Tuhan ke air yang tenang, bukan berarti bahwa hidup kita sudah dibebaskan oleh Tuhan dari bahaya.
Siapa sajakah orang-orang yang dipimpin Roh Kudus masuk ke dalam kesulitan?
Jika kita belajar dari tokoh-tokoh Alkitab, kita melihat banyak dari mereka yang dipimpin oleh Tuhan untuk masuk ke dalam kesulitan hidup. Beberapa diberi kesempatan untuk melihat kelepasan selagi masih di dunia ini, beberapa tidak.
Abraham bukan hidup dalam perbudakan atau masa penjajahan bangsa asing, ia sudah memiliki hidup yang mapan, sebelum Tuhan memilih dia. Tetapi kemudian ia dipanggil keluar dari hidupnya yang nyaman itu, untuk masuk ke dalam kehidupan yang sama sekali baru, ke Mesir, ke padang gurun, bahkan ke negeri yang ia sendiri tidak dapat bayangkan. Allah tidak selalu mengeluarkan manusia dari perbudakan suatu bangsa untuk di bawa ke negeri yang bebas. Abraham justru di keluarkan dari negeri yang bebas untuk masuk ke dalam ikatan hubungan dengan Tuhan.
Yusuf sudah memiliki kehidupan yang cukup baik juga, tetapi melalui tangan Tuhan, ia dijual ke Mesir, melewati kehidupan yang sulit lebih dulu sebelum akhirnya mencapai keadaan yang direncanakan Tuhan.
Daniel dan Ayub juga kurang lebih memiliki cerita yang mirip, orang-orang yang dipanggil masuk ke dalam kesulitan untuk berjumpa dengan Tuhan secara pribadi. Semua orang dalam contoh ini dapat dikatakan menemukan kelepasan di dalam kehidupan mereka di dunia ini.
Tetapi tidak semua orang yang dipanggil Tuhan masuk ke dalam kesulitan itu pada akhirnya mengalami kelepasan selama di dunia ini. Petrus menemui kematian di salib, Paulus akhirnya di penggal, demikian pula Yohanes Pembaptis. Bahkan Tuhan Yesus sendiri pun tidak luput dari kesengsaraan dan bahkan kematian.
Tidak ada kelepasan bagi orang-orang ini selama mereka masih di dunia. Tetapi mereka tetap percaya, tetap berharap pada Bapa dan tetap bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas mereka.
Kemanakah tujuan utama Roh Kudus memimpin orang percaya?
Mungkin kita heran atau terkejut menyadari bahwa pimpinan Roh Kudus tidak selalu membawa manusia ke tempat-tempat yang menyenangkan atau makmur, melainkan dapat pula membawa manusia pada kesengsaraan bahkan kematian.
Hal ini adalah karena kita kurang memahami apa yang dipikirkan oleh Allah. Tujuan utama pimpinan Roh Kudus adalah untuk memenuhi kehendak Tuhan yang kekal. Roh Kudus tahu persis apa yang menjadi kehendak Allah karena Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga dalam Allah Tritunggal.
Bagaimana Roh Kudus memimpin?
Cara Roh Kudus memimpin bukan seperti Iblis yang merasuki manusia sehingga manusia itu tidak sadar akan apa yang ia lakukan. Sebaliknya pekerjaan Roh Kudus justru menyadarkan manusia akan kebenaran, akan dosa dan akan penghakiman.
Pekerjaan utama Roh Kudus, adalah:
1. Menurunkan Firman, baik Firman Tertulis, maupun Firman yang menjadi Manusia.
2. Mempertobatkan manusia.
Cukup unik apabila kita renungkan bahwa di dalam pekerjaan-Nya, Roh Kudus telah membawa Allah turun kepada manusia dan membawa manusia naik kepada Allah.
Jika kita kembali pada pernyataan di awal tulisan lagi, kita melihat suatu fakta bahwa semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah (Roma 8:14), maka apa saja implikasinya?
Pertama:
Pimpinan Roh Kudus untuk kita memenuhi kehendak Tuhan pastilah sesuai dengan Firman.
"Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran." (Yohanes 16:13a)
Firman perlu dibaca, direnungkan, dipelajari jika kita ingin peka terhadap pimpinan Roh Kudus. Melalui pimpinan ini, kita akan semakin dekat dengan Allah Tritunggal.
Kedua:
Pimpinan Roh Kudus juga bisa kita peroleh dari doa.
"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, - yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit -, maka hal itu akan diberikan padanya." (Yakobus 1:5)
Doa menolong kita untuk menjadi lebih peka.
Dalam Mazmur 46:10 ada perkataan "Diamlah", dalam versi NAV artinya cease striving.
Dalam versi Vulgata, istilah yang dipakai adalah vacate (vacation) yang artinya berlibur.
Artinya, melalui doa kita diajar untuk berhenti menjadi Allah bagi diri kita sendiri dan mulai belajar untuk bergantung kepada Allah semata-mata
Ketiga:
Pimpinan Roh Kudus bisa kita peroleh dari nasihat orang lain:
"Jalan orang bodoh lurus dalam pandangannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." (Amsal 12:15)
"Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasehat banyak." (Amsal 15:22)
Nasihat dari saudara seiman juga membantu kita untuk peka.
KESIMPULAN:
Kepekaan adalah suatu proses, bukan suatu hasil akhir yang sudah jadi. Kita ingin peka pada dinamika pimpinan Roh Kudus? Setelah kita cukup peka untuk mengetahui pimpinan Roh Kudus tersebut, maukah kita menjalankannya? Karena pimpinan Roh Kudus tidak selalu ke tempat-tempat yang nyaman menyenangkan.
Alkitab yang mengatakan bahwa kita akan dibawa ke padang rumput yang hijau adalah Alkitab yang juga mencatat bahwa Roh Kudus memimpin Yesus ke padang gurun. Alkitab yang mencatat pelayanan Petrus begitu besar hingga mempertobatkan ribuan orang, adalah Alkitab yang juga mencatat seorang Filipus yang pergi ke jalan yang sunyi (Kis 8:26)
Untuk menjadi peka terhadap pimpinan Roh Kudus, kita juga harus percaya bahwa pimpinan itu tujuannya baik, walaupun caranya kurang menyenangkan menurut ukuran kita.
"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6)
Beberapa tips praktis:
Jujur dan terbukalah pada Tuhan tentang kondisi yang sedang kita alami. Tuhan adalah pribadi yang baik, cerdas, penuh pengertian, penuh empati. Dia lebih tau apa yang harus dilakukan ketimbang diri kita sendiri.
Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk lebih percaya dan peka terhadap pimpinan-Nya. Amin