Renungan singkat dari Kejadian 49:8-12
Ketika Yakub berbicara tentang Yehuda dengan segala kualitas positif yang ada pada ucapan-ucapan tersebut, kita tidak dapat melihatnya sebagai pujian yang semata-mata ditujukan kepada Yehuda sebagai seorang pribadi saja, melainkan Yehuda sebagai sebuah suku yang kelak melahirkan orang-orang yang mempunyai nama besar di kalangan orang Yahudi.
Setidaknya kita tahu bahwa ada Daud, Salomo dan bahkan Yesus Kristus yang merupakan orang-orang yang berasal dari keturunan Yehuda. Tiga orang yang namanya benar-benar menjadi lambang kebesaran Israel, baik sebagai raja yang memimpin Israel, maupun sebagai Juruselamat dan Raja di atas segala raja.
Alkitab mengajak kita untuk memiliki pandangan yang luas terhadap seseorang. Di satu sisi, Alkitab tidak menutup-nutupi bahwa Yehuda juga merupakan orang berdosa yang tidak luput dari kesalahan pribadi. Kitab Kejadian mencatat kesalahan Yehuda yang cukup memalukan bahkan ketika dibandingkan dengan moralitas yang dimiliki oleh Yusuf saudaranya sekalipun [Baca juga: Kisah Yehuda dan Tamar. Klikdisini.]
Di sisi lain, Alkitab juga mengajarkan bahwa anugerah Tuhan tidak dapat dihentikan atau dihalangi oleh keterbatasan dan bahkan keberdosaan manusia. Tuhan dapat tetap melaksanakan rencana keselamatan-Nya melalui sebuah suku yang tidak luput dari kekurangan tersebut.
Tentu saja membaca hal ini kita tidak diharapkan untuk memakai kelemahan kita sebagai tempat persembunyian dari tuntutan Tuhan untuk menjalani hidup yang baik. Sebaliknya, kita harus melihat anugerah Tuhan itu sebagai semacam motivasi untuk mejalani hidup sesuai dengan anugerah Tuhan yang sedemikian besar itu.
Ada beberapa karakteristik dari Yehuda yang kita baca dalam rangkaian ayat-ayat tersebut, yaitu:
1. Yehuda akan memiliki posisi yang tinggi baik antara saudara-saudaranya, maupun di hadapan musuh-musuhnya. (8)
2. Yehuda juga akan memiliki kekuatan dan kuasa yang besar sehingga menggentarkan siapapun yang berniat untuk mengusiknya. (9)
3. Kuasa untuk memerintah yang akan dimiliki oleh Yehuda bersifat kekal dan mutlak bagi seluruh bangsa. (10)
4. Yehuda akan memiliki kelimpahan hidup yang luar biasa (11,12)
Pertama: Yehuda memiliki posisi yang tinggi
Di dalam sejarah Israel, kalimat Yakub ini digenapi melalui Daud dan Salomo sebagai dua orang raja yang berhasil mempersatukan ke dua belas suku Israel di bawah satu kerajaan. Tentu saja hal ini terjadi bukan tanpa campur tangan Tuhan.
Sebelum Daud, ada Saul yang telebih dahulu menjadi raja, dan ia berasal dari suku Benyamin dan diangkat atau dijadikan raja oleh ke 12 suku Israel. Tetapi pemerintahan Saul kurang dianggap sebagai puncak dari kerajaan Israel dibandingkan dengan pemerintahan Daud.
Meskipun demikian, bukan berarti pemerintahan Daud inipun sempurna adanya. Daud pun manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan dan dosa. Posisi Yehuda yang sedemikian tinggi baru sungguh-sungguh tercapai di dalam Pribadi Yesus Kristus. Meskipun Tuhan Yesus tidak pernah menjadi Raja politik di Israel, tetapi Yesus Kristus adalah Raja di atas segala raja dan pemerintahan-Nya bersifat kekal.
Posisi Tuhan Yesus sebagai Raja tidak pernah digantikan oleh siapapun dan tidak mungkin dilawan oleh siapapun. Ia selamanya dipuji dan ditakuti oleh orang-orang yang percaya kepada-Nya maupun oleh musuh-musuh-Nya.
Kedua: kekuatan Yehuda yang sangat besar
Ucapan ini sempat menjadi kenyataan di dalam diri Daud dan Salomo yang berhasil menaklukkan dan mengalahkan bangsa-bangsa lain di sekitar kerajaan mereka. Namun penggenapan yang sesungguhnya juga terjadi di dalam diri Yesus Kristus.
Meksipun Tuhan Yesus tidak pernah memakai kekerasan dan kekuatan militer di dalam menaklukkan bangsa-bangsa, tetapi Tuhan Yesus menunjukkan kuasa yang sangat besar ketika Ia menaklukkan kematian melalui peristiwa kebangkitan-Nya dari antara orang mati.
Kekuatan cinta kasih Kristus adalah kekuatan yang sangat besar yang belum pernah dilihat dunia sebelumnya. Dan melalui cinta kasih inilah, para pengikut Kristus kemudian menaklukkan dunia, bukan untuk menguasainya dan mendominasinya, tetapi untuk melepaskan dunia dari dosa dan kembali kepada Allah yang mengasihi dunia ini.
Ketiga: kuasa memerintah yang bersifat kekal dan mutlak
Berbeda dengan pandangan banyak orang bahwa Yesus Kristus hanyalah Raja lokal dari sebuah agama kecil yang sering ditindas, menurut Alkitab, kekuasaan Yesus Kristus di dalam memerintah dunia itu bersifat kekal dan mutlak.
Kekal artinya kekuasaan Yesus Kristus sebagai Raja bersifat selama-lamanya dan tidak akan pernah berakhir. Semua pemerintahan di dunia ini bersifat sementara saja. Bahkan Daud dan Salomo pun tidak dapat memerintah selama-lamanya. Tetapi keturunan Yehuda yang Terutama itu, yaitu Kristus Yesus, Dia akan memerintah dan tidak ada seorang pun yang akan menggantikan posisi-Nya.
Mutlak artinya tidak ada kekuasaan manapun di dunia ini yang tidak takluk dan tidak tunduk di bawah pemerintah Yesus Kristus. Meskipun saat ini banyak pemimpin dunia tidak mengakui kekuasaan Yesus Kristus, tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa semua pemimpin dunia itu pada akhirnya akan tunduk pada kuasa kematian. Dan Kristus lebih besar dari kematian sehingga siapapun yang masuk ke dalam kematian, pasti akan berjumpa dengan Kristus yang mempunyai kekuasaan mutlak bahkan di atas kematian. Penolakan dunia terhadap kekuasaan Kristus hanyalah bersifat sementara saja, pada suatu saat setiap orang yang menolak Kristus tidak mungkin dapat menolak lagi penghakiman yang dijatuhkan Kristus atas mereka.
Keempat: memiliki kelimpahan hidup yang luar biasa.
Berbeda dengan pandangan dunia yang kelimpahan hidup lebih merupakan kondisi memiliki sesuatu dalam jumlah yang sangat besar. Penekanan Alkitab tentang kelimpahan hidup justru dilihat dari bagaimana seseorang bisa memberi kepada yang lain.
Yesus Kristus telah memberikan segala-galanya kepada Bapa bagi karya keselamatan yang dirancang oleh Bapa. Tuhan Yesus telah menyerahkan posisi-Nya yang agung di sorga untuk kemudian datang ke dunia ini. Tuhan Yesus telah menyerahkan semua kekuasaan-Nya di atas malaikat-malaikat sorga untuk kemudian hidup sebagai Orang sederhana yang melayani banyak orang. Dan terakhir tentu saja, Tuhan Yesus menyerahkan hidup-Nya sendiri demi menjadi jalan keselamatan bagi banyak orang.
Kelimpahan hidup seperti inilah yang terutama merupakan kelimpahan yang luarbiasa, melebihi kelimpahan di dalam kepemilikan atas segala-galanya.
Akhir kata
Keempat karakteristik yang disebutkan mengenai Yehuda di atas, tentu saja tidak mungkin kita terapkan pada diri Yehuda sebagai pribadi, maupun pada keturunan Yehuda yang kemudian menjadi raja seperti Daud dan Salomo, tetapi terutama berbicara tentang Yesus Kristus.
Meskipun Yakub belum melihat Yesus Kristus dengan matanya sendiri, tetapi Roh Kudus sudah menggerakkan dia untuk bernubuat tentang seorang keturunan Yehuda yang paling agung yang pernah di dunia ini. Kiranya hal ini menjadi suatu penghiburan bagi kita yang percaya dan bersandar pada-Nya.
Ayat Firman Tuhan:
(8) Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak ayahmu. (9) Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? (10) Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. (11) Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan darah buah anggur. (12) Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu. (Kejadian 49:8-12)
Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Amin. (Oleh: Izar Tirta)