![]() |
| Tuhan Yesus melayani di Galilea |
Matius 4:12 Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Di dalam tulisan yang sebelumnya, saya sudah menguraikan bagaimana Yohanes Pembaptis ditangkap oleh Herodes karena Yohanes telah berani menegur Herodes secara terbuka di depan umum, atas perbuatannya yang tercela. [Baca: Pelayanan, Penangkapan dan Pembunuhan terhadap Yohanes Pembaptis. Klik disini.]
Dalam tulisan ini kita akan melihat melihat lebih jauh yaitu tentang bagaimana peristiwa penangkapan Yohanes Pembaptis itu, ternyata memberi pengaruh pula kepada aktivitas Tuhan Yesus. Injil Matius mengatakan bahwa peristiwa penangkapan itu telah membuat Tuhan Yesus menyingkir ke Galilea.
Yang akan kita coba gali dalam tulisan ini adalah mengapa penangkapkan Yohanes Pembaptis membuat Tuhan Yesus menyingkir ke Galilea? Ada beberapa alasan yang dapat kita renungkan dari peristiwa tersebut:
1. supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya
Adakalanya Allah membiarkan kesulitan tertentu terjadi pada diri kita, supaya kita pergi ke tempat lain, yang memang sudah direncanakan oleh Tuhan. Penangkapan Yohanes Pembaptis membuat suasana keamanan di sekitar Yerusalem menjadi kurang kondusif. Akibatnya, pelayanan Tuhan Yesus di Yerusalem pun menjadi agak terganggu atau sedikit terancam.
Hal ini membuat Tuhan Yesus, untuk sementara waktu, memilih untuk menunda pelayanan di Yerusalem, dan memilih untuk melayani di area Galilea sebagai gantinya. Secara manusiawi, keputusan ini terlihat seperti keputusan yang biasa saja. Sebuah tindakan masuk akal yang dapat dilakukan oleh seorang manusia. Akan tetapi dari sudut pandang Ilahi, ternyata tindakan menyingkir ke Galilea ini merupakan sebuah rencana besar Allah yang sudah ditorehkan sejak ratusan tahun sebelum.
Era nabi Yesaya terjadi sekitar 700 tahun sebelum era dimana Tuhan Yesus hadir di dunia. Di dalam era Yesaya tersebut, sudah ada sebuah pernyataan tentang masa depan yaitu bahwa di daerah Galilea tersebut akan terbit Terang yang sejati, sehingga orang-orang yang sebelumnya dianggap sebagai orang yang hidup dalam kegelapan, akan memperoleh kesempatan untuk melihat terang itu.
Adakalanya Tuhan menutup jalan kehidupan seseorang, adakalanya Tuhan bahkan sengaja menggagalkan rencana seseorang, demi supaya orang itu kemudian mencari jalan hidup yang lain atau mencoba rencana yang lain. Dan ketika orang itu menempuh jalan hidup yang baru tersebut, ternyata tanpa disadarinya, jalan hidup yang baru itu adalah jalan hidup yang sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh Tuhan.
Aktivitas kegiatan pelayanan Tuhan Yesus diubah oleh peristiwa penangkapan Yohanes Pembaptis, dan perubahan itu ternyata justru menggenapkan rencana semula dari Bapa. Jika hal seperti ini terjadi pada diri Tuhan Yesus, maka bukan hal yang mengherankan lagi apabila terjadi pula pada diri kita. Sebagai manusia kita tidak selalu diberitahu secara langsung tentang apa yang menjadi rencana dan keinginan Tuhan, namun Tuhan berbicara dan mengarahkan kehidupan kita melalui peristiwa-peristiwa tertentu.
2. untuk menyelamatkan diri-Nya dari ancaman penangkapan
Alasan kedua Tuhan Yesus menyingkir ke Galilea adalah alasan yang terdengar sangat manusiawi sekali, yaitu mencari tempat yang lebih aman, demi menghindarkan diri-Nya dari bahaya.
Meskipun Tuhan Yesus datang untuk mati sebagai tebusan atas dosa, bukan berarti Tuhan Yesus mau mati konyol. Jika belum saatnya, dan bukan dengan cara yang sesuai, maka Tuhan Yesus pun sebagai manusia yang punya cara berpikir normal, tentu akan mencari jalan yang aman. Inilah yang disebut cerdik seperti ular, tetapi tulus seperti merpati.
Orang Kristen memang dipanggil untuk menyangkal diri, memikul salib dan ikut serta dalam penderitaan Kristus, tetapi tentu saja bukan berarti kita harus mencari penderitaan melalui cara-cara yang bodoh dan konyol, melainkan melalui cara-cara yang sesuai dengan prinsip Firman Tuhan serta karakter dari Allah Tritunggal itu sendiri.
Kalau kita misalnya terlibat judol, atau pinjol, lalu hidup jadi menderita, apakah itu namanya menderita bagi Kristus? Bukan, itu adalah sebuah kebodohan. Jika seseorang males-malesan, tidak mau kerja, menunggu dapat ilham yang jelas dari Tuhan baru mau mulai bekerja, lalu akhirnya jadi pengangguran, sulit dapat kerjaan, menderita, apakah itu menderita bagi Kristus? Bukan, itu adalah penderitaan yang disebabkan oleh kesalahan sendiri.
Ada anggapan yang keliru di kalangan orang Kristen tertentu tentang hubungan antara iman dan akal budi. Menurut anggapan mereka, iman dan akal budi itu bagaikan dua kubu yang bertentangan. Dalam arti, orang yang beriman dianggap sebagai orang yang tidak memakai akal budinya dengan baik. Orang beriman dianggap sebagai orang yang malas berpikir, bodoh, asal percaya saja. Sebaliknya, orang yang pintar, cerdas, bisa memakai akalnya dengan baik dianggap sebagai orang yang tidak beriman.
Anggapan seperti itu adalah anggapan yang sangat-sangat keliru. Iman yang sejati tidak pernah mematikan akal sehat kita. Sebaliknya, melalui akal sehat kita, iman itu pun dipertumbuhkan.
Ketika Tuhan Yesus menyingkir ke Galilea, maka hal itu bukan berarti bahwa Tuhan Yesus sudah tidak percaya lagi bahwa Bapa-Nya berkuasa untuk menyelamatkan Dia dari celaka atau mati secara konyol, melainkan Tuhan ingin mengajarkan bahwa di dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai orang Kristen perlu memakai akal sehat kita.
Keyakinan Tuhan Yesus kepada Bapa, bukan berarti lalu Dia bertindak sembrono saja tanpa perhitungan atau pertimbangan yang wajar.
3. untuk memulai pelayanan publik-Nya secara besar-besaran di tempat lain.
Alasan ketiga Tuhan Yesus menyingkir ke Galiela adalah karena daerah Kapernaum yang ada di Galilea itu merupakan tempat yang bukan saja aman untuk berlindung, aman untuk dijadikan sebagai kediaman, tetapi juga aman untuk dijadikan sebagai pusat kegiatan pelayanan-Nya.
Tuhan Yesus tidak menangisi kesempatan yang sementara waktu hilang untuk melayani di Yerusalem, tetapi Ia memakai kesempatan yang ada untuk menjadi berkat di tempat lain. Ini juga merupakan sebuah pelajaran bagi kita untuk bagaimana menjadi peka terhadap pimpinan Ilahi dan melihat tempat dimana kita berada sebagai ladang Tuhan yang perlu pula untuk kita garap.
Sebelum Yohanes Pembaptis ditangkap, Tuhan Yesus sudah memulai pekerjaan-Nya, baik di Galilea maupun di Yerusalem yaitu:
- Memanggil beberapa murid, yaitu Petrus, Andreas, Filipus dan Natanael di Galilea
- hadir dalam pernikahan di Kana dan membuat mukjizat pertama di Galilea.
- menyucikan Bait Allah di Yerusalem
- mengajarkan Nikodemus tentang kelahiran baru di Yerusalem
- melakukan pelayanan dan pembaptisan di Yudea (Yoh 3:22)
Namun setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, maka untuk sementara waktu, Tuhan Yesus memusatkan pelayanan-Nya di Galilea saja. Di Galiea inilah khotbah Tuhan Yesus di atas bukit itu disampaikan sehingga menjadi ajaran yang cuku populer di kalangan orang percaya hingga saat ini.
Kiranya melalui apa yang Tuhan Yesus lakukan ini, kita pun sebagai orang Kristen bisa belajar untuk menghidupi dan mengikuti jejak Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Baca juga:
Dari gelap menuju terang. Klik disini.

.jpg)

