Monday, March 18, 2024

Kemerdekaan Sejati menurut pandangan Iman Kristen

Kemerdekaan Sejati menurut pandangan Iman Kristen

Siapakah yang tidak ingin merdeka? Semua orang sudah pasti mau, bukan?
Tapi apa itu merdeka?
Merdeka dipahami sebagai sesuatu yang bebas dari ikatan.
Oleh karena itu, Merdeka dipahami sebagai sesuatu yang sangat menyenangkan dan sangat kita dambakan, karena membuat kita terlepas dari segala ikatan.

Apakah Alkitab mengajarkan kita suatu konsep kemerdekaan sejati yang seperti ini?
Ataukah konsep kemerdekaan sejati menurut Alkitab itu berbeda?

ADAM, HAWA & ALLAH

Pada zaman Adam dan Hawa, manusia dilukiskan sebagai makhluk ciptaan yang bebas.
Mereka boleh makan apa saja yang ada di taman itu.. ini bebas..
Tetapi ketika Allah membuat batasan.... “kecuali pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat”...
Manusia mulai merasa tidak bebas.

Dan aneh sekali... apa yang dianggap sebagai ganjalan dari kebebasan manusia itu.. langsung menjadi pusat perhatian manusia... mereka ingin mengenyahkan ganjalan ini.. mereka ingin benar-benar bebas.. hambatan apapun dari kebebasan, ingin mereka lenyapkan..

Dalam Kejadian 3:5  Iblis mengatakan: “tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

Bagi manusia.. tawaran Iblis ini sangat menggoda, karena menawarkan suatu kebebasan yang luar biasa. Menjadi seperti Allah. Dalam bayangan manusia, Allah adalah yang membuat peraturan. Alangkah menyenangkannya jika kita menjadi seperti Allah karena bisa bebas membuat peraturan bukan?

Tetapi apakah Allah adalah Pribadi yang bebas sebebas bebasnya?
Dapatkah Allah membuat batu yang begitu besarnya sampai Allah sendiri tidak bisa mengangkatnya?

JADI jika Allah saja yang adalah Pribadi Mahakuasa, ternyata tidak bebas sebebas bebasnya... maka apakah artinya KEMERDEKAAN SEJATI itu bagi kita?


HAKIM-HAKIM

Pada zaman Hakim-hakim.. ada pula ayat yang berbunyi...

Hakim-hakim 17:6  Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.

Hakim-hakim 21:25  Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.

Kembali kita melihat disini bagaimana kebebasan itu menjadi begitu menarik. Tetapi di dalam kebebasan itu, bangsa Israel terus menerus jatuh ke dalam dosa dan pencobaan, sehingga Tuhan membangkitkan Hakim bagi mereka.

HAKIM  disini fungsinya adalah WAKIL ALLAH untuk memerintah bangsa Israel.


RAJA-RAJA

Mengapa bangsa Israel meminta raja?

1 Samuel 8:6-7   Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.  7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.

1 Samuel 8:18-20  Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan menjawab kamu pada waktu itu."  19 Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami;  20 maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang."

Bangsa Israel meminta raja bukan karena mereka ingin diperintah oleh raja.
Mereka hanya sudah jenuh dan tidak suka dipimpin Tuhan. Mereka ingin bebas.
Sekali lagi disini terlihat.. Mereka ingin merdeka.

Akhirnya melalui sistem kerajaan itu, bangsa Israel dapat dikatakan mencapai puncak kejayaannya Pada zaman Daud dan Salomo. Daerah kekuasaan Israel begitu luas dan musuh-musuhnya pun takluk pada Israel.

Ini adalah kondisi yang begitu luarbiasa.. begitu didambakan... namun hanya sebentar saja Israel  mengecap keadaan ini.. setelah itu Israel masuk ke dalam berbagai penjajahan.. mulai dari bangsa Asyur sampai bangsa Babel hingga akhirnya Israel di jajah oleh Romawi.

Berabad2 dalam penjajahan, membuat bangsa Israel begitu merindukan kemerdekaan dan kejayaan seperti yang pernah dicapai ketika zaman Daud. Itu sebabnya Israel begitu merindukan Mesias. Karena dalam benak mereka, Mesias adalah sosok yang akan membawa bangsa Israel ke dalam situasi yang jaya dan merdeka tersebut.

 

YESUS KRISTUS

Ketika Yesus Kristus datang ke dunia, ada beberapa pandangan tentang Dia:

Yesus orang Nazareth adalah orang biasa.
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Markus 6:3). Tuhan Yesus sama sekali tidak membawa harapan apa-apa bagi orang yang melihat Dia dengan cara seperti ini.

Yesus orang Nazareth adalah Raja.
Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri. (Yohanes 6:15). Konsep Raja disini bukanlah Raja Surgawi, tetapi raja duniawi persis seperti Daud. Bangsa Israel rindu memiliki raja seperti Daud yang kuat secara politik, yang bisa mengeluarkan mereka dari penjajahan romawi dan membuat mereka disegani seperti Macan Timur Tengah misalnya.

Yesus orang Nazareth adalah pembuat mukjizat.
22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. 23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. 24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. 25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" 26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. (Yohanes 6:22-26) Di sini Yesus juga dianggap sebagai pengharapan karena dapat menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari, yaitu soal perut.

Yesus orang Nazareth adalah Mesias sejati, 

Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 16:16 )

28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi."  29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!"  30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia.  31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.  32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.  33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mark 8:28-33 )

Bagi orang-orang yang melihat Tuhan Yesus sebagai raja maupun Mesias, pandangan mereka pun masih sangat terbatas. Mereka belum benar-benar memahami siapa Yesus itu. Mesias yang mereka bayangkan adalah sosok yang akan menjadi Raja seperti Daud, mengembalikan kejayaan Israel.

Tetapi Tuhan Yesus sendiri ternyata mempunyai pengertian lain dari apa yang dimaksud dengan kemerdekaan. Tuhan Yesus berkata: 31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku  32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (John 8:31-32)

Siapakah kebenaran yang akan memerdekakan itu?
Yesus sendiri mengaku diri-Nya adalah kebenaran (Yoh 14;6)

Kemerdekaan apa yang Tuhan Yesus berikan pada manusia?

  • Merdeka dari hukuman dosa.
  • Merdeka untuk melakukan apa yang baik.
  • Merdeka untuk bersekutu dengan Allah
  • Merdeka untuk bersekutu dengan sesama.
  • Merdeka untuk bergantung pada Allah.

Merdeka dari hukuman dosa.

Tuhan Yesus telah mati untuk menebus dosa kita. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Matthew 1:21)

Inilah kemerdekaan utama yang diberikan Yesus pada kita. Tidak ada agama, atau tokoh agama manapun yang dapat memberi kemerdekaan dari dosa kepada manusia. Hanya Tuhan Yesus, melalui penebusan dikayu salib dan kebangkitan dari kematian yang sanggup membebaskan manusia dari hukuman atas dosa tersebut.

Merdeka untuk melakukan apa yang baik

16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.  17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik. (2 Timothy 3:16-17)

Sebagai manusia kita seringkali tidak tahu bagaimana berbuat baik.

Kita tidak lagi berbuat baik untuk diselamatkan, tetapi perbuatan baik kita adalah suatu ekspresi kebebasan karena sudah diselamatkan oleh Yesus.

Merdeka untuk bersekutu dengan Allah

16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,  17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.  18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.  19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup.  20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.  21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (John 14:16-21)

Kita tidak lupa pada Michael Jackson, atau Robin Williams atau bintang-bintang terkenal lain yang mati dengan cara menyedihkan. Problem hidup yang berat seringkali membawa kita pada keadaan yang putus asa, tetapi melalui Yesus, kita dimerdekakan untuk dapat selalu berhubungan dengan Tuhan. Membawa setiap problem kita, pergumulan kita ke hadapan Allah. Inilah kemerdekaan sejati itu.

Merdeka untuk bersekutu dengan sesama

Proverbs 16:7  7 Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia.

Orang yang punya salah, pasti tidak bebas bicara atau bebas bertindak. Prabowo dan para pengikutnya di politik adalah orang-orang yang punya masa lalu yang belum dibereskan. Hal ini akan menghambat mereka untuk maju karena orang tidak lupa pada apa yang mereka lakukan dimasa lalu. Tetapi jika semua itu sudah dibereskan di hadapan Tuhan, maka di hadapan sesama pun kita tidak lagi memiliki beban. Kita bebas untuk bersekutu dengan siapa saja. Contoh Bill Clinton yang pernah jatuh ke dalam dosa, tetapi akhirnya minta maaf pada seluruh bangsa Amerika. Hingga kini, Clinton dapat terus berkiprah tanpa ada lagi yang mempersoalkan kesalahannya masa lalu.

Merdeka untuk bergantung pada Allah

Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (John 10:10)

Hidup berkelimpahan itu bukan berarti kaya harta. Hidup berkelimpahan artinya suatu keadaan hidup dimana Yesus sudah bertahta sepenuhya dalam hidup seseorang. Orang semacam ini akan jarang merasa takut atau cemas, karena ia sudah terlatih untuk percaya bahwa pertolongan Tuhan akan tepat waktu.

Jadi:

Kemerdekaan sejati bukan berarti bebas melakukan apa yang kita mau.
Kemerdekaan sejati adalah hidup bersatu dengan Allah di dalam Kristus Yesus.
Kemerdekaan sejati di dapat ketika kita bukan saja menjadikan Yesus sebagai juru selamat, tetapi juga menjadikan Yesus sebagai Tuhan kita.