Eksposisi singkat Keluaran 43:15-34
Secara ringkas
Kelaparan, kekurangan dan penderitaan telah memaksa saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir dan tanpa mereka sangka-sangka, ternyata mereka justru bertemu dengan Yusuf adik mereka yang telah mereka jual sebagai budak.
Saudara-saudara Yusuf pernah melakukan kesalahan yang cukup besar, selayaknya mereka mendapat hukuman atas perbuatan tersebut. Akan tetapi Yusuf justru menunjukkan sikap pengampunan dan menerima mereka kembali.
Suatu hal yang perlu dicatat dalam kisah ini adalah bahwa saudara-saudara Yusuf sadar akan kesalahan mereka dan rasa bersalah itu menghantui mereka hingga pada saat mereka bertemu dengan Yusuf kembali. Meskipun mereka belum sadar bahwa orang yang mereka temui adalah Yusuf, tetapi mereka takut bahwa Allah akan membalas perbuatan mereka di masa lalu melalui pemimpin Mesir tersebut.
Rasa bersalah seperti itu tidak selalu harus dilihat sebagai hal yang negatif, sebaliknya kita perlu melihatnya sebagai hal yang positif, sebab hanya orang yang tahu bahwa dirinya bersalah itulah yang pada akhirnya dapat menghargai apa artinya diberi pengampunan.
Rasa bersalah yang dibawa ke hadapan Tuhan, akan diselesaikan oleh Tuhan melalui pengampunan. Dan jika orang itu sudah merasakan pengampunan yang diberikan oleh Tuhan, maka dari hatinya akan muncul cinta kasih kepada Tuhan dan juga cinta kasih kepada sesama. Orang yang telah merasakan pengampunan dari Tuhan, sewajarnya akan lebih mudah memberikan pengampunan pula kepada sesama yang bersalah.
Mari MELIHAT lebih JAUH
Yusuf meminta kehadiran Benyamin
Benyamin adalah adik Yusuf yang sama-sama berasal dari satu ibu yaitu Rahel. Meskipun sudah terpisah lama, Yusuf ingin melihatnya dan ingin bertemu kembali dengan dia. Kasih persaudaraan adalah hal yang ditekankan di dalam Alkitab. Mengasihi saudara yang dekat adalah hal yang wajar dilakukan oleh siapapun, termasuk oleh kita orang percaya. Sebab bagaimana mungkin kita bisa mengasihi orang yang jauh atau yang tidak dikenal, apabila orang yang paling dekat dengan kita ternyata justru kurang dikasihi?
Yusuf kini sudah ada pada suatu posisi yang sangat baik, tetapi Yusuf tetap masih mengingat saudaranya. Ini mengingatkan kita agar ketika kita berada di posisi yang baik, biarlah kita juga ingat pada saudara-saudara kita yang masih dalam kesulitan. Janganlah kita asyik dengan diri kita sendiri, tetapi pikirkan pula bagaimana orang lain bisa ikut menikmati apa yang kita nikmati. Inilah salah satu prinsip hidup kristen yang penting.
Yusuf bisa menjadi sosok yang sangat egois apabila ia hanya memikirkan Benyamin, tetapi bukan cerita itu yang kita temukan di Alkitab. Selain melakukan kebaikan kepada Benyamin, Yusuf juga berbuat baik kepada saudara-saudaranya yang dulu pernah mencelakakan dia.
Saudara-saudara Yusuf mengembalikan uang yang diberikan kepada mereka
Dalam bagian sebelumnya, Yusuf menahan Simeon dan meminta saudara yang lain untuk pulang mengambil Benyamin. Simeon dipilih mungkin sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban perbuatannya kepada Yusuf dahulu. Di antara kedua belas saudara itu, sebetulnya Rubenlah yang paling tua, namun Ruben tidak ditahan karena Yusuf kini mengetahui bahwa Ruben dulu satu-satunya orang yang menentang perbuatan jahat saudara-saudara yang lain.
Ajaran Alkitab bukanlah ajaran yang tidak mementingkan perbuatan seseorang. Bahkan di hari penghakiman nanti, setiap orang akan dihakimi menurut perbuatannya, bukan menurut imannya saja. Tapi kita jangan keliru dalam memahami prinsip ini, iman memang adalah bagian yang sangat penting di dalam kekristenan, akan tetapi iman yang sejati pasti akan disertai dengan perbuatan yang sesuai pula dengan iman tersebut.
Paulus pernah mengatakan: Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (Roma 2:6,7)
Yohanes pun berulang-ulang mencatat di dalam kitab Wahyu, tentang arti pentingnya perbuatan manusia di hadapan Tuhan. Salah satu dari catatan tersebut berbunyi seperti ini: Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!." "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. (Wahyu 22:11-12)
Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena perbuatan, melainkan karena anugerah melalui iman. Iman adalah pintu masuk ke dalam hubungan dengan Allah, akan tetapi darimana kita tahu bahwa kita sudah ada di dalam hubungan yang benar dengan Allah? Jawabannya adalah dari perbuatan kita setelah kita mengaku beriman.
Selain menahan Simeon sebagai suatu bentuk tanggugjawab, Yusuf juga mengembalikan uang mereka yang semula dimaksudkan sebagai pembayaran atas makanan. Mengapa Yusuf melakukan hal ini?
Sangat mungkin ini dilakukan untuk menguji saudara-saudaranya dalam hal memilih prioritas di dalam kehidupan mereka. Dahulu kala, mereka tega untuk menjual Yusuf, mereka memilih uang ketimbang saudaranya sendiri. Apakah kali ini mereka akan memilih uang juga ketimbang Simeon?
Saudara-saudara Yusuf merasa takut dan heran
Setelah membawa uang untuk membeli makanan dan membawa Benyamin ke hadapan Yusuf, para saudara itu merasa heran karena mereka justru dibawa masuk ke dalam rumah dan bagi mereka disiapkan hidangan makan. Lebih dari itu, bahkan Yusuf sang pemimpin Mesir itupun berjanji untuk makan bersama-sama dengan mereka.
Mereka merasa takut karena mereka sadar keadaan diri mereka di hadapan pemimpin Mesir yang berkuasa, sebab mereka sendiri bukan orang yang berkuasa. Mereka juga sadar bahwa kondisi mereka yang sedang dilanda kelaparan itu, membuat mereka harus memposisikan diri di bawah orang yang punya kekuatan untuk menolong mereka dari bencana kelaparan tersebut.
Rasa takut, rasa kekurangan bahkan rasa bersalah, tidak selalu merupakan perasaan yang buruk. Sebab perasaan seperti itu, dapat dipakai Tuhan untuk membawa seseorang ke dalam kondisi yang lebih siap untuk menerima pengampunan. Tanpa adanya rasa takut, seseorang sulit merendahkan dirinya di hadapan orang lain. Tanpa adanya kekurangan, seseorang sulit mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Tanpa adanya rasa bersalah, seseorang bahkan akan mustahil mengharapkan pengampunan.
Rasa takut, rasa kekurangan dan rasa bersalah, memang bisa saja membawa orang ke arah yang negatif, yaitu apabila orang itu di dalam ketakutannya kehilangan pengharapan akan pertolongan dari pihak lain. Rasa kekurangan juga bisa membawa orang ke dalam kondisi serakah atau berusaha merampas milik orang lain. Dan rasa bersalah bisa membawa orang ke dalam depresi.
Kita perlu memiliki perasaan-perasaan seperti itu, tetapi terutama kita membutuhkan pertolongan Tuhan agar semua perasaan itu membawa kita ke dalam pertobatan dan pengampunan Ilahi.
Rasa takut yang keliru
Seperti disebutkan di atas, rasa takut bisa membawa seseorang ke arah yang positif, tetapi bisa pula membawa orang ke arah yang negatif. Dalam ayat 18 kita membaca bahwa rasa takut yang dimiliki oleh saudara-saudara Yusuf membawa mereka ke dalam sifat curiga yang berlebihan.
Mungkin karena mereka sendiri sadar bahwa mereka pernah berbuat kejahatan, maka mereka cenderung menyangka bahwa orang lainpun akan berbuat jahat sama seperti mereka. Atau mungkin pula mereka melihat bahwa inilah saatnya pembalasan Ilahi atas perbuatan mereka di masa lalu terhadap Yusuf.
Rasa takut kita yang disebabkan oleh perbuatan dosa, hanya dapat diselesaikan oleh pengampunan yang diberikan oleh Tuhan. Oleh karena itu, jika kita memiliki rasa takut yang seperti itu, tidak ada jalan lain kita harus bertobat dan datang kepada Tuhan untuk memohon pengampunan-Nya.
Allahmu dan Allah bapamu telah memberikan kepadamu
Cukup ironis membaca kalimat ini mengingat yang mengucapkannya justru adalah kepala rumah Yusuf yang secara tradisi dan agama merupakan orang yang tidak satu kepercayaan dengan saudara-saudara Yusuf.
Sebagai keluarga yang memiliki hubungan dekat dengan Allah, saudara-saudara Yusuf justru kurang mengenal dan kurang memahami belas kasihan dan pemberian Allah kepada mereka. Hingga harus diingatkan oleh orang lain yang sama sekali tidak memiliki hubungan keluarga dan tidak memiliki tradisi iman yang dikenal oleh keturunan Abraham ini.
Hal ini merupakan bukti bahwa anugerah umum Tuhan memang bisa menjangkau siapa saja di muka bumi ini. Kita sebagai orang yang memiliki anugerah khusus, sepantasnya memiliki kesaksian yang lebih baik tentang Allah ketimbang orang lain yang memiliki anugerah umum saja.
Melalui kepala pelayan Yusuf, kita belajar bahwa Allah adalah Dia yang memberi segala sesuatu kepada kita dengan tujuan agar kita juga dapat belajar untuk memberi. Saudara-saudra Yusuf kali ini tidak melakukan kesalahan seperti yang dahulu pernah mereka lakukan pada Yusuf. Mereka tidak mau menerima uang yang tidak patut mereka terima. Mereka kembalikan uang tersebut kepada yang seharusnya memilikinya.
Kemudian dikeluarkannyalah Simeon dan dibawanya kepada mereka
Simeon dikeluarkan setelah saudara-saudaranya yang lain melakukan apa yang diperintahkan oleh Yusuf kepada mereka dan setelah Yusuf menguji hati mereka terhadap uang. Ketaatan para saudara Yusuf untuk mengembalikan uang Yusuf dan membawa Benyamin ke Mesir, membuat Simeon layak dikeluarkan dari penjara dan di bawa kepada saudara-saudara yang lain.
Ada suatu harga yang harus dibayar bagi kelepasan jiwa yang terpenjara. Dibutuhkan ketaatan saudara-saudaranya dan dibutuhkan belas kasihan pula dari orang yang memberi perintah tahanan.
Dalam kehidupan orang Kristen kita sudah sangat terbiasa dengan pemahaman tentang penebusan Tuhan Yesus sedemikian rupa sehingga kita merasa bahwa tindakan Tuhan itu sepertinya biasa-biasa saja. Kita jadi kurang menghargai dan kurang menghayati akan betapa besarnya pengorbanan Tuhan Yesus dan betapa menakutkannya nasib kita apabila Tuhan Yesus tidak membayar hutang-hutang dosa kita itu. Tanpa Kristus yang membayar dengan darah-Nya maka tidak ada kemungkinan bagi hidup kita untuk dilepaskan dari penjara dosa dan hukuman maut di dalam kekekalan.
Alkitab berulang kali menjelaskan bahwa ada harga yang harus dibayar oleh manusia yang berdosa untuk dapat bersekutu dengan Allah yang suci. Sama seperti yang digambarkan dalam kisah ini, ada harga yang harus dibayar oleh saudara-saudara Yusuf untuk dapat mengeluarkan Simeon dari penjara tersebut.
Lalu minumlah mereka dan bersukaria bersama-sama dengan dia
Saudara-saudara Yusuf pada akhirnya makan bersama Yusuf dan orang-orang Mesir. Mereka yang miskin dipersatukan dengan mereka yang kaya. Mereka yang berkekurangan, dipersatukan dengan mereka yang berkelimpahan. Dan meskipun mereka bukan orang Mesir, tetapi mereka mendapat kesempatan untuk makan bersama. Dan meskipun mereka bersalah di hadapan Yusuf, mereka tidak mendapat penghukuman, tetapi diterima dalam suatu persekutuan meja (table felowship) yang indah.
Ini adalah
gambaran dari diri kita sendiri di hadapan Allah. Kita pun memiliki kesalahan,
kita pun tidak patut untuk makan bersama-sama dengan Tuhan. Tetapi apabila kita
bertobat dan kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan memberikan pengampunan dan
memberi kesempatan untuk menikmati table
fellowship bersama Dia selama-lamanya. (Oleh: Izar Tirta)
Ayat-ayat Firman Tuhan: