Monday, November 11, 2024

7 hal yang mampu mengalahkan keganasan iblis

Iblis adalah tokoh yang sedemikian kuat, bagaimana ia dapat dikalahkan?

7 hal yang mampu mengalahkan keganasan iblis
 

Melalui kisah pencobaan Tuhan Yesus di padang gurun dan kisah Adam Hawa di Taman Eden, kita belajar bahwa sebagai manusia kita tidak mungkin luput dari pencobaan yang dilancarkan oleh si iblis. Tidak ada satu manusia pun di dunia ini, entah dia percaya akan keberadaan iblis ataupun tidak percaya, yang dapat luput dari bidikan maut si iblis. [Baca: Mengapa Tuhan Yesus dibawa ke padang gurun oleh Roh Kudus? Klik disini.]

Rasul Petrus sendiri pernah berkata: Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (1 Petrus 5:8)

Menurut Alkitab, iblis itu bukan tokoh khayalan, sebaliknya ia adalah tokoh yang sangat berbahaya dan sungguh-sungguh nyata. Manusia seringkali menganggap bahwa apa yang kita percayai itulah yang menentukan realita. Jika kita percaya sesuatu itu ada, maka hal itu akan ada. Jika kita tidak percaya bahwa sesuatu itu ada, maka hal itu pun tidak ada. Anggapan seperti ini sangat berbahaya, sebab realita itu tidak ditentukan oleh kepercayaan kita. Hanya karena seseorang percaya bahwa iblis itu tidak ada, bukan berarti bahwa iblis memang tidak ada.

Menurut rasul Petrus, iblis itu ada, sangat ganas, dan sangat aktif. Iblis tidak pernah berhenti mencari manusia untuk dapat ditelannya. Sungguh amat disayangkan bahwa manusia tidak menyadari hal ini. Sungguh amat tragis jika manusia malah menganggap bahwa iblis itu tidak ada. Hal tersebut justru akan membuat sepak terjang si iblis menjadi semakin bebas, sehingga semakin mudahlah baginya untuk menangkap jiwa-jiwa manusia dan semakin ganaslah ia menelan jiwa-jiwa tersebut.

Fakta bahwa di dunia ini, jauh lebih banyak orang yang tidak mau mengikuti Yesus Kristus. Fakta bahwa banyak orang di dunia ini yang meremehkan keberadaan si iblis. Fakta bahwa banyak orang yang tertarik kepadanya dan bahkan mendirikan tempat-tempat pemujaan baginya, adalah suatu bukti bahwa pekerjaan iblis di dunia ini terbilang cukup berhasil.

Hanya Tuhan Yesus yang berhasil menang dari pencobaan iblis. Adam dan Hawa gagal karena mereka mengesampingkan perkataan Tuhan.

Daud gagal,
Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. (1 Tawarikh 21:1)

Yudas gagal
Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang dari kedua belas murid itu. (Lukas 22:3)

Petrus gagal
Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Matius 16:23)

Ananias gagal
Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu? (Kisah Rasul 5:3)

Oleh karena itu, apabila kita tidak ingin terjerat ke dalam perangkap si iblis, maka kita harus sungguh-sungguh memohon pertolongan dari Tuhan Yesus dan harus sungguh-sungguh bergantung pada Firman-Nya.

Di dalam film, kita sering melihat bagaimana orang mencoba mengalahkan iblis dengan cara-cara selain Firman Tuhan, misalnya dengan air suci, ornamen salib, buku Alkitab, mantra dan lain sebagainya, dan kita diperlihatkan bahwa cara itu bisa berhasil. Itu semua adalah keliru, sebab iblis tidaklah selemah itu, ia tidak sebodoh itu dan tidak ada manusia biasa yang mampu mengalahkan dia.

Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa iblis takut kepada air suci. Iblis takut hanya kepada darah Anak domba. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa iblis takut pada lambang salib. Iblis takut pada Kristus yang pernah tersalibkan dan bangkit. Alkitab juga tidak pernah mengajarkan bahwa iblis takut pada buku Alkitab atau gulungan Taurat. Iblis takut kepada isi atau perkataan yang ada di dalam buku tersebut.

Setidaknya ada 7 hal yang dapat mengalahkan iblis, yaitu:

 

1. Iblis dikalahkan oleh darah Anak Domba dan kesaksian Firman dari para murid.

Alkitab mengajarkan bahwa iblis hanya dapat dikalahkan dengan pengorbanan Kristus di salib dan dengan Firman Tuhan yang diberitakan dengan setia. Tuhan Yesus melakukan hal itu di padang gurun. Para murid juga telah melakukannya ketika mereka bersaksi dengan berani. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. (Wahyu 12:11)

2. Iblis dikalahkan dengan perlengkapan senjata Allah

11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. 13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. 14Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, 15kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; 16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, 17dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, 18dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus, 19juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil, (Efesus 6:11-19)

3. Iblis dikalahkan dengan pelayanan Firman yang diberitakan dengan sabar, dan atas kehendak Allah

24sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar 25dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, 26dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya. (2 Timotius 2:24-26)

4. Iblis dikalahkan oleh sikap tunduk kita kepada Allah

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! (Yakobus 4:7)

5. Iblis dikalahkan dengan iman yang teguh

9 Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. (1 Petrus 5:9)

6. Iblis dikalahkan melalui hati yang bijaksana dan hati yang bersih dari kejahatan.

17Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! 18Sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri. Dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. 19Kabar tentang ketaatanmu telah terdengar oleh semua orang. Sebab itu aku bersukacita tentang kamu. Tetapi aku ingin supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. 20Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu! (Roma 16:17-20)

7. Iblis dikalahkan oleh tindakan Ilahi (Divine Action) dalam penghakiman terakhir.

7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, 8dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. 9Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, 10dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:7-10)

Tuhan sudah menyatakan permusuhan dengan iblis

Semenjak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan segera menyatakan peperangan dengan iblis.

Kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

Semenjak itu, Allah terus melancarkan peperangan terhadap dunia yang berdosa ini. Ada 5 peperangan besar yang dilakukan Tuhan:

1. Peperangan melawan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan (di zaman Yosua)
2. Peperangan melawan bangsa Israel sendiri, (di zaman pembuangan)
3. Peperangan melawan bangsa yang menindas Israel (di sepanjang era Perjanjian Lama)
4. Peperangan melawan roh jahat (di era Perjanjian Baru)
5. Peperangan melawan semua makhluk yang berdosa melalui penghakiman akhir.

Dalam peperangan melawan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, bukan Yosua, melainkan Kristus yang menjadi panglima perang, Oleh karena itu, apabila kita adalah pengikut Kristus, maka bagaimana mungkin kita tidak melibatkan diri dengan peperangan Tuhan? Tuhan ingin kita ikut perang dengan kuasa kegelapan. [Baca juga: Apakah Tuhan pernah bermusuhan? Klik disini.]

Pada tahun 1861-1865 terjadi Civil War atau perang saudara di Amerika antara Union Army (no to slavery) vs Confederate States of America (yes to slavery). Union Army dengan tokohnya yaitu Abraham Lincoln (Ulysees Grant) vs Confederate States of America dengan tokohnya yaitu Robert E Lee. Mereka bertempur di Gettysburg, pada tanggal Jul 1, 1863 – Jul 3, 1863. Meski peperangan itu berlangsung dengan waktu yang singkat, tetapi perang itu menelan 50,000 korban dalam 3 hari, sebuah perang yang paling berdarah-darah dalam sejarah Amerika. Pada akhirnya peperangan itu dimenangkan oleh kelompok yang dipimpin oleh Abaraham Lincoln. Mengapa mereka bisa menang? Sebab Union Army berhasil menguasai dataran yang tinggi, dan dalam peperangan baik di era masa lalu maupun masa sekarang, berada ditempat yang tinggi merupakan sebuah keuntungan atau advantage.

Kita mau ikut menang dalam peperangan dengan iblis? Maka kita pun harus berada di tempat yang tinggi. Tetapi bukan tempat tinggi ciptaan kita sendiri, melainkan Firman Tuhan, itulah tempat yang tinggi bagi kita untuk menang atas kuasa si iblis.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati dan menolong kita. Amin.

Baca juga: Apa itu gereja setan? Klik disini.

 

 

 

Thursday, November 7, 2024

Mengapa urutan pencobaan antara Injil Matius dan Injil Lukas berbeda?


Seri pengenalan Alkitab

Mengapa urutan pencobaan antara Injil Matius dan Injil Lukas berbeda?

Urutan pencobaan iblis terhadap Tuhan Yesus sebagaimana yang dicatat dalam Injil Matius, berbeda dengan urutan pencobaan yang ada di dalam Injil Lukas.

Menurut catatan Injil Matius, pencobaan pertama adalah mengubah batu menjadi roti, lalu disusul dengan pencobaan kedua di mana Tuhan Yesus ditantang untuk menjatuhkan diri dari Bait Allah, dan diakhiri dengan pencobaan ketiga di mana Tuhan Yesus dibawa ke gunung yang tinggi untuk diperlihatkan segala kekayaan dunia.

Di sisi lain, catatan Injil Lukas mencatat pencobaan pertama secara sama dengan Matius, yaitu mengenai tantangan untuk mengubah batu menjadi roti. Akan tetapi untuk urutan ke dua dan urutan ke tiga, Injil Lukas berbeda dengan Injil Matius. Injil Lukas mencatat pencobaan kedua sebagai ajakan untuk menyembah iblis demi memperoleh kekayaan dunia, dan pencobaan di Bait Allah sebagai urutan yang paling akhir.

Mengapa ada perbedaan urutan seperti ini? Apakah ini bukti bahwa Alkitab bukanlah sebuah karya tulis yang konsisten? Apakah ini alasan bagi seseorang untuk membuang Alkitab karena isinya yang berbeda-beda sehingga menimbulkan keraguan seperti itu?

Tentu saja tidak demikian, ada pesan yang ingin disampaikan, baik oleh Matius maupun oleh Lukas melalui berita Injil yang mereka tulis. Meski demikian, bagi orang yang memang berkeras hati untuk menolak Tuhan, maka penjelasan apapun yang diberikan, mereka tetap akan menemukan alasan untuk membuang Alkitab dan menghina Tuhan. Tetapi bagi orang yang memang ingin mengetahui kebenaran di balik adanya perbedaan urutan seperti ini, maka tulisan singkat ini mungkin dapat membantu memberi suatu bahan renungan.

Cara Matius menulis

Kalau diperhatikan, urutan di dalam Matius memiliki lokasi yang berpindah atau bergerak dari posisi yang paling rendah, yaitu batu di atas tanah, lau naik lebih tinggi ke atas bubungan bait Allah dan berakhir di tempat yang benar-benar tinggi, yaitu sebuah gunung yang dapat dipakai untuk melihat kota-kota besar dengan segala kekayaannya.

Melalui trend yang bergerak dari bawah ke atas di dalam Injil Matius ini, kita menangkap sebuah pesan yaitu bahwa bahwa iblis mempunyai kecenderungan untuk membawa manusia semakin lama semakin tinggi dalam status kehidupan ataupun dalam kemuliaan di dunia.

Hal ini cukup sejalan dengan pesan beberapa pesan yang ada di dalam Kitab Kejadian. Dalam Kejadian 3 misalnya, iblis mendorong Hawa dan Adam untuk menjadi yang paling tinggi, yaitu sama seperti Allah. Tidak heran, bujukan iblis kepada manusia untuk menjadi sama seperti Allah, karena hasrat hati si iblis sendiri pun adalah ingin menjadi sama seperti Allah. Lalu dalam Kejadian 6, dimana muncul gambaran orang-orang raksasa, orang-orang yang gagah perkasa. Inipun merupakan gambaran tentang peninggian manusia dengan segala kehebatannya, kemampuannya, kekuatannya dan kekayaannya. [Baca juga: Siapakah para Nephilim itu? Klik disini.]

Dan terakhir bisa dilihat pula dalam Kejadian 11, dimana manusia ingin mencari nama bagi dirinya sendiri dengan membangun menara yang puncaknya sampai ke langit. Lagi-lagi sebuah gambaran tentang peninggian manusia yang ingin menjadi seperti Allah, ingin memiliki kemuliaannya sendiri, ingin hidup bagi dirinya sendiri. [Baca juga: Mengapa manusia haus akan harta dunia dan pengakuan dari orang lain? Klik disini.]

Iblis sangat suka menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan kemuliaan dunia dan peninggian diri yang semuanya akan membawa decak kagum kepada manusia itu sendiri. Iblis suka dengan kekayaan duniawi, kemakmuran, kenikmatan dunia serta tepuk tangan dan pujian dari orang lain. Dan banyak manusia di dunia ini yang setuju dengan gagasan iblis tersebut, lalu mereka merangkul gagasan iblis tersebut, tanpa sedikitpun sadar bahwa mereka sedang diperangkap olehnya.

Di sisi lain, Tuhan Yesus mengajarkan jalan kerendahan sebagai ganti jalan kemuliaan, jalan kemiskinan sebagai ganti jalan kekayaan duniawi, jalan salib sebagai ganti jalan kenikmatan, jalan yang penuh proses sebagai ganti dari jalan yang instan, serta pelayanan di dalam ketersembunyian sebagai ganti dari tepuk tangan dan puji-pujian dari manusia.

Cara Tuhan Yesus sangat kontras dengan cara iblis. Tetapi sayangnya, cara iblis justru seringkali lebih menarik hati manusia, sedangkan cara Tuhan seringkali malah membuat orang segan dan ingin melarikan diri dari pada-Nya.

Kontras antara cara Tuhan dan cara iblis terlihat pula dalam Matius 5, dimana Tuhan Yesus justru mengatakan berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah. Tuhan Yesus justru cenderung mengajak manusia turun ke bawah, menyadari posisinya yang rendah di hadapan Tuhan, bukan menipu diri dengan segala prestasi, tepuk tangan dan kekayaan, lalu merasa diri sedemikian hebat dan besar, sebagaimana yang diajarkan oleh iblis.

Gagasan iblis dan gagasan Tuhan Yesus senantiasa bertentangan. Dari situlah kita dapat menduga alasan mengapa Matius membuat urutan pencobaan dari batu, Bait Allah dan puncak gunung yang tinggi.

Cara Lukas menulis

Injil Lukas mengawali pencobaan pertama dengan isi yang sama dengan injil Matius, yaitu mengubah batu menjadi roti. Dan tentu saja secara lokasi, hal itu terjadi atas permukaan tanah. Tetapi untuk pencobaan kedua dan ketiga, Injil Lukas memiliki urutan yang berbeda. Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan Injil Lukas punya penekanan yang berbeda dengan Injil Matius. Sementara Injil Matius menekankan pada ajaran tentang kemiskinan di hadapan Allah, Injil Lukas mengedepankan urutan peristiwa yang nantinya akan berpuncak pada Bait Allah.

Bait Allah adalah adalah setting utama dalam pemberitaan Lukas. Injil Lukas diawali dari Zakharia yang sedang melayani di Bait Allah (Lukas 1) dan diakhiri dengan para murid Tuhan Yesus yang berkumpul di Bait Allah (Lukas 24:53). Injil Lukas juga disusun sesuai irama perjalanan Tuhan Yesus, mulai dari Galilea menuju Yerusalem, yaitu tempat dimana Bait Allah berada.

Karena ditulis oleh orang yang sama, maka setting Injil Lukas juga memiliki kemiripan dengan setting dari Kisah Rasul, di mana jemaat setiap hari berkumpul di Bait Allah (Kis 2:46). Kemudian Bait Allah ini ditutup, rasul Paulus pun diseret keluar dari sana (Kis 21:30). Sampai akhirnya Kisah Rasul ditutup dengan pemberitaan Injil oleh rasul Paulus dari sebuah rumah sewaan di Roma, yang telah beralih fungsi menjadi seperti Bait Allah. (Kisah 28:30-31). Sangat jelas sekali, tulisan Lukas memang sangat berorientasi pada Bait Allah ini, baik Baik Allah secara jasmaniah yang ada di Yerusalem, maupun Bait Allah secara rohaniah, yaitu tempat manapun, rumah sewaan misalnya, yang dijadikan sebagai pusat pemberitaan Injil Allah.

Jadi tidak mengherankan apabila pencobaan iblis terhadap Tuhan Yesus menurut Injil Lukas, juga berpuncak di Bait Allah.

Penutup

Perbedaan Injil Matius dan Injil Lukas dalam menempatkan urutan pencobaan bukanlah disebabkan karena ketidakkonsistenan dalam menulis. Para penulis Injil tidak terpanggil untuk mencatat segala sesuatu perisitiwa dari sudut pandang kronologisnya saja, tetapi ada pesan yang mau disampaikan oleh para penulis Injil ketika mereka mencatat sesuatu.

Kita percaya bahwa peristiwanya sendiri memang sungguh-sungguh terjadi. Hanya saja cara penceritaan atau penulisan atas peristiwa tersebut bisa berbeda-beda antara penulis Injil yang satu dengan yang lain. Kita percaya bahwa masing-masing penulis injil digerakkan oleh Roh Kudus yang sama, dan Roh Kudus tahu kondisi penerima berita pada waktu itu seperti apa, sehingga mereka perlu mendengar kisah tersebut dengan cara seperti apa, dengan urutan seperti bagaimana dan seterusnya.

Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.