Ajakan menyembah di dalam Mazmur 95 |
Di awal tahun ini, apa yang biasanya akan kita minta di dalam doa kepada Tuhan? Client/nasabah yang semakin banyakkah? Ataukah kesehatan yang semakin prima? Pada dasarnya, tidak harus salah berdoa seperti itu. Akan tetapi Mazmur 95 mengajak kita untuk mengawali Tahun Baru dengan suatu penyembahan, yaitu memberi penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Tuhan.
Mazmur 95 membahas tentang sorak sorai, yaitu aspek emosi di dalam menyembah Tuhan. Konteks Mazmur ini adalah setelah bangsa Israel 70 tahun ada di pembuangan dan kini dapat melihat kembali Bait Allah, dan mereka diajak bernyanyi, menyembah sambil bersorak sorai. Menyanyi memuji Tuhan adalah kesempatan yang tidak selalu ada. Bahkan di dalam kehidupan kita saat ini, tidak semua orang Kristen boleh bernyanyi. Di negara-negara tertentu, dimana negara menekan kekirstenan, menyanyi di dalam ibadah dapat merupakan hal yang dilarang.
Mazmur 95 juga membahas aspek gesture dari tubuh kita ketika menyembah, yaitu berlutut di hadapan Tuhan. Berlutut adalah suatu gesture menundukkan diri di hadapan Tuhan, suatu kesiapan untuk mendengar suara Tuhan.
Hal selanjutnya yang dibahas dalam Mazmur 95 adalah mendengar suara Tuhan, yaitu pengertian yang sudah kita terima dari Tuhan tentang diri-Nya, biarlah kita meresponi suara Tuhan itu, jangan kita mengeraskan hati.
Mengapa tiga hal di atas, perasaan, penundukan kehendak dan pengertian, merupakan aspek yang penting di dalam penyembahan? Sebab tanpa tiga hal ini tidak ada, maka sebetulnya penyembahan kita bukan sesuatu penyembahan yang sesuai dengan definisi penyembahan yang ada di dalam Alkitab.
Mengapa kita menyembah Tuhan?
Mazmur 95 mengatakan sebab Allah kita adalah Raja Yang Besar di atas segala ilah yang lain. Pada zaman itu, masyarakat percaya pada ilah, yaitu semacam dewa-dewa yang dipercayai dan disembah oleh banyak orang dari berbagai bangsa. Pemazmur percaya bahwa Tuhan berkuasa dan berdaulat melampaui segala ilah yang ada, sehingga sangat layak untuk disembah dan dipuji.
Selain memiliki kebesaran Allah, Mazmur 95 juga membahas tentang kedekatan Allah pada kita. Allah dapat dikaitkan (di relasikan) dengan kita. Berbeda dengan pemimpin dunia ini yang seringkali tidak ada hubungan pribadi dengan kita. Pemazmur ingin agar pengenalan kita kepada Allah itu dapat turut diubahkan.
Bagaimana kita menyembah?
Menyembah Dia secara bersama-sama orang percaya lain, dan sekaligus juga di tempat yang sama. Tuhan melihat kita di suatu tempat dimana kita menyembah bersama jemaat yang lain.
Masa dan Meriba merupakan tempat dimana Bangsa Israel mengeraskan hati, mempertanyakan kebaikan Tuhan, padahal mereka sudah melihat perbuatan Tuhan yang luar biasa dalam membebaskan Israel.
Tempat kita menyembah, sebetulnya merupakan suatu tempat perhentian bagi jiwa kita. Di dalam Kitab Yakobus, tempat perhentian itu adalah di dalam Pribadi Yesus Kristus.
Waktu Daud berkata bahwa Tuhan adalah Sang Gembala (Mazmur 23), ia sadar bahwa ia akan diam di rumah Tuhan sepanjang masa.